Pengertian Istinsyaq dan Istintsar
Ibnu Quddamah dalam Al-Mughni mendefinisikan Istinsyaq,
ialah menarik (menghirup) air dengan nafas sampai kepada hidung bagian dalam.
Sementara Istintsar adalah mengeluarkan air dari hidung bekas Istinsyaq tadi.
Kedua perbuatan ini termasuk dalam rangkaian sunnah-sunnah wudhu, yang setau
penulis, hanya dimiliki oleh umat Islam.
Dalam sebuah hadits, Istinsyaq dan Istintsar baik sekali
(baca: sunnah) jika dilakukan dengan berlebihan. Inilah haditsnya:
عن لقيط بن صبرة
رضي الله عنه قال
: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم : (أسبغ
الوضوء، وخلل بين الأصابع،
وبالغ في الاستنشاق، إلا
أن تكون صائما)
Dari Laqith bin Shabirah –Allah meridhainya- berkata:
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Sempurnakan wudhu,
bersihkan sela-sela jari jemari, dan berlebih-lebihlah dalam beristinsyaq, kecuali
jika kamu sedang puasa.”
Hadits yang diriwayatkan oleh semua pemilik kitab Sunan (Abu
Daud, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah) ini dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah
sebagaimana dalam kitab Bulugh Al-Maram, jelas memerintahkan orang yang
berwudhu agar ekstrim menghirup air ke dalam hidung, tentu sampai terasa agak
pusing di otak.
عن أبي أمامة أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صلى
الله عليه و سلم
قَالَ: أَيمُّاَ رَجُلٍ قَامَ إِلىَ
وَضُوْئِهِ يُرِيْدُ الصَّلاَةَ ثُمَّ غَسَلَ كَفَّيْهِ
نَزَلَتْ خَطِيْئَتُهُ مِنْ كَفَّيْهِ مَعَ
أَوَّلِ قَطْرَةٍ فَإِذَا مَضْمَضَ وَ
اسْتَنْشَقَ وَ اسْتَنْثَرَ نَزَلَتْ
خَطِيْئَتُهُ مِنْ لِسَانِهِ وَ
شَفَتَيْهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ
…إلخ
Dari Abu Umamah radliyallahu anhu bahwasanya Rosulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapapun yang berdiri menuju air
wudlunya dengan maksud mengerjakan sholat, kemudian ia membasuh kedua telapak
tangannya, maka turun (keluar)lah dosanya dari kedua telapak tangannya bersama
tetesan air. Apabila ia berkumur-kumur, beristinsyaq dan istintsar maka
keluarlah dosanya dari lisan dan bibirnya bersama awalnya tetesan air, dan
seterusnya”. [HR Ahmad: V/ 263. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih]
Kelebihan Istinsyaq
dan Istintsar
Dalam tulisan ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas
Al-Iman di Yaman, terdapat Bakteri Bulat Berantai yang membuat ladang di dalam
hidung orang yang tidak perhatian dengan Istinsyaq, apatah lagi kepada orang yang
tidak pernah berwudhu dan tentu tidak pernah melakukan Istinsyaq. Padahal
hidung dengan bulu dan lendirnya merupakan pintu gerbang pertama yang menahan
berbagai penyakit yang dibawa oleh virus dan bakteri. Jika ia tidak pernah
dibersihkan dengan Istinsyaq, maka akan mudahlah berbagai virus dan bakteri
tadi masuk melalui hidung menuju paru-paru, lambung dan bahkan usus, untuk
selanjutnya tinggal menunggu penyakit dan radang.
Dalam salah satu buku DR. Yusuf Qardhawi, beliau membawakan
berita tentang keajaiban Istinsyaq. Ada beberapa pekerja yang bekerja di pabrik
dimana di situ terdapat pencemaran udara/habuk. Sebahagian pekerja melakukan shalat
5 (lima) waktu yang pastinya mesti mengambil air wudhu sebelum shalatnya.
Sebagian pekerja lainnya tidak melakukan rutin shalat 5 (lima) waktu yang tentu
tidak pula mengambil air wudhu.
Setelah diadakan penyemakan daftar kedatangan, orang-orang
yang selalu ber wudhu dan beristinsyaq itu hampir tidak pernah ponting/cuti
kerjanya. Sementara orang-orang yang tidak selalu ber wudhu dan istinsyaq ada
beberapa hari dimana mereka cuti karena sakit. Dan di antara jenis penyakit
mereka adalah radang paru-paru
Cara-cara Istinsyaq
dan Istintsar
Cara istinsyaq yang benar adalah menghirup air seperti
menarik napas dengan kekuatan hisap sedang dan langsung diikuti dengan
istintsar dengan kuat. Lakukan keduanya secara rutin setiap kali Anda berwudhu,
sehingga jumlah kuman dalam hidung akan berkurang secara signifikan.